SIGMA 10514, PKR KRI 331 [damen] ★
PT PAL Indonesia (Persero) dikenal sebagai salah satu BUMN galangan kapal yang cukup produktif membangun kapal. BUMN yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur ini, telah memproduksi kapal baik untuk dalam negeri maupun luar negeri.
Beberapa kapal yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia juga mengadopsi teknologi stealth. Dengan menggunakan teknologi ini, kapal tidak akan terdeteksi oleh radar musuh.
"Stealth artinya siluman, artinya kapal itu enggak boleh tertangkap radar," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Agar kapal tidak terdeteksi radar musuh, lanjut Elly, pembangunan kapal harus memperhatikan sejumlah ketentuan. Misalnya, memiliki getaran yang kecil, suara kapal yang tidak terlalu berisik, hingga desain kapal yang perlu didesain dalam bentuk tertentu.
"Nah supaya enggak tertangkap radar, getaran harus kecil. Terus kemudian vibrasi kecil gitu kemudian suaranya juga tidak terdengar, bentuknya juga harus dibentuk sedemikian rupa supaya radar itu enggak bisa menangkap," tutur Elly.
"Puluhan kilometer kalau di laut enggak terdeteksi," tambah Elly.
Salah satunya adalah kapal perang 'perusak' kedua jenis Guided Missile Frigate/Perusak Kawal Rudal (PKR). Satu unit kapal PKR sudah dikirim ke TNI AL beberapa waktu lalu. Kemudian untuk pesanan kapal kedua akan dikirim pada Oktober 2017 mendatang.
"Ini sudah terjadi di kapal-kapal PKR ini dan kapal kita sudah kita sedemikian. Supaya sekecil mungkin katakan kalau radar menangkap itu, hanya dikiranya kapal kecil bukan kapal perang," ujar Elly. (wdl/wdl)
Dua Jenis Kapal Siluman Anti Radar KCR60M Produksi PT PAL [def.pk]
PT PAL Indonesia (Persero) mengadopsi teknologi stealth dalam pembuatan kapalnya. Dengan teknologi ini, kapal perang tidak akan terdeteksi oleh radar milik musuh.
Sedikitnya ada dua jenis kapal buatan PT PAL Indonesia yang mengadopsi teknologi stealth. Kedua jenis kapal tersebut, adalah kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Cepat Rudal (KCR).
"Kita ini kan PKR kemudian KCR itu semua didesain dari sisi bentuk, getarannya, kebisingannya. Itu tidak bisa terdeteksi oleh radar," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Saat ini, untuk kapal PKR sudah digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Kapal jenis ini juga banyak digunakan di negara lain di dunia.
"Tentunya yang Indonesia baru dua ini. Kapal jenis ini negara besar sudah punya," tutur Elly.
Sedangkan untuk kapal KCR, PT PAL masih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sampai saat ini, tercatat ada 3 unit kapal KCR yang sudah dibangun PT PAL.
"KCR yang sudah kita serahkan kan tiga, itu 2015 akhir. Sekarang masih bangun lagi satu untuk TNI semua," ujar Elly.
Mengintip Kecanggihan Kapal Siluman PKR 10514 TNI AL [Damen]
Sejak 2013 lalu, PT PAL Indonesia (Persero) memulai produksi kapal menggunakan teknologi stealth. Teknologi ini membuat kapal perang tidak terdeteksi oleh radar musuh dari kejauhan.
BUMN galangan kapal yang berpusat di Surabaya ini sedikitnya sudah membangun dua jenis kapal perang yang mengadopsi teknologi stealth, yaitu kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Cepat Rudal (KCR).
"Tentunya yang Indonesia baru dua ini. Kapal jenis ini negara besar sudah punya," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Kapal PKR memiliki panjang 105 meter dengan lebar 14 meter. Kapal ini bisa melesat dengan kecepatan 28 knots. Saat beroperasi, PKR bisa membawa 122 kru kapal hingga 20 hari.
Kapal ini memiliki keunggulan utama yaitu tidak terdeteksi radar oleh kapal perang maupun kapal selam. Kapal ini umumnya digunakan untuk menjaga kedaulatan laut hingga bantuan kemanusiaan.
Selanjutnya adalah KCR. Kapal ini memiliki panjang 60 meter dengan lebar 8 meter. Kapal ini mampu melesat hingga 28 knots dengan jarak maksimum 2.400 Nmiles.
Selain itu, kapal ini juga mampu mengangkut 55 penumpang dengan masa jelajah hingga 5 hari. Kapal ini dilengkapi dengan 1 unit senjata utama kaliber 57 mm, senjata kaliber 20 mm, dan 2 buah rudal. Sama seperti PKR, KCR juga tidak terdeteksi radar oleh kapal perang maupun kapal selam.
Saat ini, untuk kapal PKR sudah digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Kapal jenis ini juga banyak digunakan dan diproduksi di negara lain di dunia.
Sedangkan untuk kapal KCR, PT PAL masih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sampai saat ini, tercatat ada 3 unit kapal KCR yang sudah dibangun PT PAL dan satu unit lagi dalam tahap pembangunan.
"KCR yang sudah kita serahkan kan tiga, itu 2015 akhir. Sekarang masih bangun lagi satu untuk TNI semua," ujar Elly. (dnl/ang)
PT PAL Indonesia (Persero) dikenal sebagai salah satu BUMN galangan kapal yang cukup produktif membangun kapal. BUMN yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur ini, telah memproduksi kapal baik untuk dalam negeri maupun luar negeri.
Beberapa kapal yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia juga mengadopsi teknologi stealth. Dengan menggunakan teknologi ini, kapal tidak akan terdeteksi oleh radar musuh.
"Stealth artinya siluman, artinya kapal itu enggak boleh tertangkap radar," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Agar kapal tidak terdeteksi radar musuh, lanjut Elly, pembangunan kapal harus memperhatikan sejumlah ketentuan. Misalnya, memiliki getaran yang kecil, suara kapal yang tidak terlalu berisik, hingga desain kapal yang perlu didesain dalam bentuk tertentu.
"Nah supaya enggak tertangkap radar, getaran harus kecil. Terus kemudian vibrasi kecil gitu kemudian suaranya juga tidak terdengar, bentuknya juga harus dibentuk sedemikian rupa supaya radar itu enggak bisa menangkap," tutur Elly.
"Puluhan kilometer kalau di laut enggak terdeteksi," tambah Elly.
Salah satunya adalah kapal perang 'perusak' kedua jenis Guided Missile Frigate/Perusak Kawal Rudal (PKR). Satu unit kapal PKR sudah dikirim ke TNI AL beberapa waktu lalu. Kemudian untuk pesanan kapal kedua akan dikirim pada Oktober 2017 mendatang.
"Ini sudah terjadi di kapal-kapal PKR ini dan kapal kita sudah kita sedemikian. Supaya sekecil mungkin katakan kalau radar menangkap itu, hanya dikiranya kapal kecil bukan kapal perang," ujar Elly. (wdl/wdl)
Dua Jenis Kapal Siluman Anti Radar KCR60M Produksi PT PAL [def.pk]
PT PAL Indonesia (Persero) mengadopsi teknologi stealth dalam pembuatan kapalnya. Dengan teknologi ini, kapal perang tidak akan terdeteksi oleh radar milik musuh.
Sedikitnya ada dua jenis kapal buatan PT PAL Indonesia yang mengadopsi teknologi stealth. Kedua jenis kapal tersebut, adalah kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Cepat Rudal (KCR).
"Kita ini kan PKR kemudian KCR itu semua didesain dari sisi bentuk, getarannya, kebisingannya. Itu tidak bisa terdeteksi oleh radar," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Saat ini, untuk kapal PKR sudah digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Kapal jenis ini juga banyak digunakan di negara lain di dunia.
"Tentunya yang Indonesia baru dua ini. Kapal jenis ini negara besar sudah punya," tutur Elly.
Sedangkan untuk kapal KCR, PT PAL masih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sampai saat ini, tercatat ada 3 unit kapal KCR yang sudah dibangun PT PAL.
"KCR yang sudah kita serahkan kan tiga, itu 2015 akhir. Sekarang masih bangun lagi satu untuk TNI semua," ujar Elly.
Mengintip Kecanggihan Kapal Siluman PKR 10514 TNI AL [Damen]
Sejak 2013 lalu, PT PAL Indonesia (Persero) memulai produksi kapal menggunakan teknologi stealth. Teknologi ini membuat kapal perang tidak terdeteksi oleh radar musuh dari kejauhan.
BUMN galangan kapal yang berpusat di Surabaya ini sedikitnya sudah membangun dua jenis kapal perang yang mengadopsi teknologi stealth, yaitu kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Cepat Rudal (KCR).
"Tentunya yang Indonesia baru dua ini. Kapal jenis ini negara besar sudah punya," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Kapal PKR memiliki panjang 105 meter dengan lebar 14 meter. Kapal ini bisa melesat dengan kecepatan 28 knots. Saat beroperasi, PKR bisa membawa 122 kru kapal hingga 20 hari.
Kapal ini memiliki keunggulan utama yaitu tidak terdeteksi radar oleh kapal perang maupun kapal selam. Kapal ini umumnya digunakan untuk menjaga kedaulatan laut hingga bantuan kemanusiaan.
Selanjutnya adalah KCR. Kapal ini memiliki panjang 60 meter dengan lebar 8 meter. Kapal ini mampu melesat hingga 28 knots dengan jarak maksimum 2.400 Nmiles.
Selain itu, kapal ini juga mampu mengangkut 55 penumpang dengan masa jelajah hingga 5 hari. Kapal ini dilengkapi dengan 1 unit senjata utama kaliber 57 mm, senjata kaliber 20 mm, dan 2 buah rudal. Sama seperti PKR, KCR juga tidak terdeteksi radar oleh kapal perang maupun kapal selam.
Saat ini, untuk kapal PKR sudah digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Kapal jenis ini juga banyak digunakan dan diproduksi di negara lain di dunia.
Sedangkan untuk kapal KCR, PT PAL masih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sampai saat ini, tercatat ada 3 unit kapal KCR yang sudah dibangun PT PAL dan satu unit lagi dalam tahap pembangunan.
"KCR yang sudah kita serahkan kan tiga, itu 2015 akhir. Sekarang masih bangun lagi satu untuk TNI semua," ujar Elly. (dnl/ang)
♞ detik
No comments:
Post a Comment