Senjata Dopper Pindad

✬ Tingkatkan Keselamatan Prajurit Senjata dopper Pindad

Pelaksanaan latihan dopper banyak dilakukan oleh militer di banyak negara, termasuk di Indonesia untuk menguji nyali prajuritnya. Hampir seluruh satuan TNI mewajibkan latihan ini kepada seluruh prajuritnya untuk menguji kemampuan meliputi uji keberanian, konsentrasi, ketahanan fisik, mental dan menumbuhkan kepercayaan diri. Salah satu hal banyak dilakukan pada dopper adalah latihan merayap pada simulasi medan perang, dengan ditembaki pada titik-titik tertentu dari atas oleh para pelatihnya.

Di Indonesia, selama ini senjata-senjata yang digunakan untuk keperluan dopper, umumnya produk generasi lawas dan sudah tidak diproduksi, seperti senapan otomatis Pindad SP-3 (kaliber 7.62mm x 51) dan senapan serbu AK-47 Rusia (kaliber 7,62 mm x 39) yang menggunakan peluru tajam. Karena karakteristiknya tersebut, membuat latihan dopper masih sering dianggap berbahaya, dan berisiko atas keselamatan prajurit. Dengan munculnya senjata dopper produksi Pindad ini diharapkan pengguna, yaitu TNI tidak perlu lagi menggunakan senapan SP-3.

Salah satu lokasi latihan dopper di Indonesia, adalah di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, di mana selaku industri pertahanan nasional, Pindad pun sering diundang oleh TNI untuk menyaksikan latihan tersebut. Kehadiran para personel Pindad adalah untuk memperbaiki berbagai senjata yang rusak karena latihan.

Dari latar belakang kondisi tersebut, Pindad sesuai kapabilitasnya membantu membuat senjata untuk latihan dopper TNI. Hasilnya, saat ini sudah diproduksi senjata khusus untuk keperluan dopper, yang merupakan kerjasama Pindad dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbang TNI AD).

Senjata khusus dopper tersebut, walau belum memiliki nama produk, memiliki karakteristik lebih akurat dan lebih menjamin aspek keselamatan dibandingkan dengan yang selama ini digunakan. Namun senjata khusus dopper produksi Pindad ini tetap sesuai keperluannya, yaitu memiliki suara letusan yang keras sesuai kebutuhan latihan dopper untuk menguji fisik dan mental.

Senjata dopper buatan Pindad ini menggunakan sistem operasi gas operated. Namun, pengaturan model tembakannya hanya semi otomatis (tembakan satu per satu beruntun) dan tidak ada penembakan otomatis. Dari sosoknya, senjata dopper produksi Pindad ini memiliki keunggulan lain, yaitu desain modern dan ergonomis untuk mendukung karakter produk yang memiliki keakuratan tinggi.

Pada awalnya di tahun 2014, senjata dopper yang diproduksi Pindad dicoba menggunakan kaliber 7,62 mm Sabhara (7,62mm x 45), yaitu MU-11yang memiliki tekanan rendah. Untuk basic senjatanya menggunakan desain senapan serbu SS2. Namun dari produksi awal tersebut, sosok senjata baru dopper itu, oleh pengguna ternyata tekanan tembakannya dianggap terlalu ringan dan suaranya kurang keras. Perbaikan dan penyempurnaan pun dilakukan kembali, sehingga muncul senjata dopper buatan Pindad yang sekarang. Secara desainnya masih mirip awal, namun bagian ekoran dan rumah mekanik dibesarkan.

Senjata khusus latihan dopper produksi Pindad ini diluncurkan sejak tahun 2016. Produk ini merupakan jawaban yang diharapkan mampu meningkatkan keamanan bagi para prajurit dalam melakukan latihan. Dopper produksi Pindad ini pun sudah disertifikasi pada tahun 2016.

 Peluru Khusus Dopper 
dopper1Selain senjata jenis baru, Pindad juga mengembangkan peluru jenis khusus untuk digunakan dalam latihan dopper, yaitu kaliber 7,62mm x 51 dengan menggunakan proyektil khusus jenis parabolic, seperti yang digunakan Sabhara Polri.

Dari penggunaan amunisi, senjata khusus dopper ini juga menyesuaikan dengan ide awalnya, yaitu harus aman. Proyektil amunisi yang ditembakan menggunakan 7,62 mm jenis parabolic dimana saat menancap ke tanah tidak pecah dan tidak memantul. Begitu pula kebutuhan tekanan gas, yang ketika menancap ke tanah harus tidak memantul lagi atau tidak tumbling. Pada karakter amunisi ini, yang diperhatikan adalah kecepatan dan kemampuan isian dorongnya.

Berangkat dari kebutuhan itu, penggunaan amunisi senjata khusus sabhara 7,62 mm parabolic itu ternyata bagus namun dari suaranya kurang keras. Sesuai karakternya, untuk menambah suara letusan amunisi, isian dorong dan tekanan pun harus dinaikan lagi. Pilihan pun kemudian berubah menjadi menggunakan kaliber 7,62 mm dengan menggunakan proyektil dengan panjang 51mm. Maka, lahirlah senjata khusus dopper berikut jenis amunisi yang kini diperkenalkan Pindad ini. Jika mengenai manusia, peluru khusus 7,62mm x 51 parabolic pada senjata dopper produksi Pindad ini tidak mematikan karena bentuk ujung proyektil peluru ini didesain tidak runcing, namun tetap memiliki akurasi tinggi. Tembakan peluru khusus tersebut pun sudah dirancang, jika terkena air dan tanah lembek, muncratannya akan tinggi untuk menguji mental prajurit. Walau ujung pelurunya tidak lancip, akan menembus kedalam tanah dan tidak memantul.

Senjata dopper produksi Pindad ini sebenarnya dapat menggunakan pula jenis peluru yang beragam, sehingga kemampuan jarak tembaknya pun berlainan tergantung amunisi yang digunakan. Dengan kelebihan itu, senjata dopper ini bukan hanya berfungsi untuk keperluan latihan dopper, tetapi juga dapat digunakan untuk pertempuran sebenarnya sesuai kebutuhan medan.

Jika menggunakan amunisi parabolic, senjata ini mampu menyasar jarak efektif 300 meter (sebagai gambaran, untuk latihan dopper biasanya pada jarak sekitar 100-200 meter). Lain halnya jika menggunakan amunisi tajam, senjata dopper memiliki jarak efektif mencapai 1 kilometer. Walau ditujukan untuk mendukung latihan, namun senjata dopper buatan Pindad ini sebenarnya dapat digunakan untuk medan perang sesungguhnya. Karena penggunaannya dipasang pada suatu platform, senjata dopper produksi Pindad ini dari beratnya tidak terlalu diperhitungkan.

 Potensi Pasar 
dopper2Khusus untuk pangsa militer Indonesia sendiri, senjata dopper buatan Pindad ini diproduksi untuk mengikuti kebutuhan prajurit lnfanteri dan unit latihan dopper. Dopper buatan Pindad akan memenuhi kebutuhan semua angkatan di TNI, baik Angkatan Darat, Laut, dan Udara yang memiliki unit latihan dopper.

Kedepannya senjata khusus dopper produksi Pindad ini diharapkan dapat menangkap potensi kebutuhan negara-negara tetangga yang meminati senapan latihan ini. Diproduksinya senjata dopper dan munisinya oleh Pindad merupakan langkah yang tepat karena industri senjata yang khusus memproduksi senjata dan munisi jenis ini belum ada.

Senjata dopper juga telah diserahkan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Pothan Kemhan) Sutrimo kepada Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu dalam acara penyerahan 15 produk First Article (FA) Program Pengembangan Teknologi lndustri Pertahanan (Bangtekindhan) TA. 2016 yang dilaksanakan di Kementerian Pertahanan pada tanggal 14 Februari 2016. (sumber: pindad update edisi 11 April 2017)

  ⚓ TNI AD  

Penampakan Kereta Lebaran

Made in Madiun[Dok. PT INKA]

PT Industri Kereta Api (INKA) akan mengirim 6 rangkaian kereta ke PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sebanyak 6 rangkaian kereta buatan INKA akan digunakan sebagai angkutan tambahan saat mudik lebaran.

Kereta itu merupakan jenis ekonomi premium. Kenapa ekonomi premium? Karena walaupun termasuk dalam kelas ekonomi tapi kereta itu memiliki berbagai fasilitas kelas eksekutif.

Keren, Begini Penampakan Kereta Lebaran <i>Made in</i> Madiun

Mulai dari pendingin udara, televisi, hingga kursi yang bisa diatur kenyamanannya. Dilengkapi pula dengan toilet yang bersih dan nyaman.
Keren, Begini Penampakan Kereta Lebaran <i>Made in</i> Madiun

"Interior kereta lebih dipercantik dengan penggunaan alumunium extruction pada Center Ceiling dan bagasi atas. Ini merupakan kereta ekonomi serasa eksekutif," ungkap Senior Manager Humas Protokoler dan PKBL PT INKA, Cholik Mochamad, kepada detikFinance, Jakarta, Senin (29/5/2017).
Keren, Begini Penampakan Kereta Lebaran <i>Made in</i> Madiun

Kereta Lebaran ini berkelir putih dengan sentuhan kombinasi garis merah dan oranye di bagian luarnya. Tampak luar, model kereta itu memiliki gaya yang minimalis sekaligus menimbulkan efek modern.
Keren, Begini Penampakan Kereta Lebaran <i>Made in</i> Madiun

Dari 6 rangkaian kereta api yang diproduksi INKA, masing-masing rangkaian memiliki 11 gerbong. Sehingga totalnya akan berjumlah 66 gerbong. Setiap gerbong berkapasitas 80 penumpang. (hns/wdl)
   detik  

Kereta Made In Madiun Laris

Diborong Bangladesh Hingga AustraliaGerbong kereta pesanan Bangladesh

Deretan produk kereta buatan PT Industri Kereta Api (INKA) tembus pasar internasional. Kereta buatan INKA laris dibeli sejumlah negara, mulai dari Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, hingga ke negara kanguru yakni Australia.

Tak hanya itu, INKA juga sedang menjajaki pasar sejumlah negara di benua Afrika.

"Kami sudah ke Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Australia, dan sudah ke Banglades. Dalam waktu dekat kami menembak pasar ke Tanzania, Senegal. Delegasi kami sudah ke sana, dan delegasi mereka sudah ke sini untuk tindak lanjut yang lebih intens," kata Senior Manager Humas Protokoler dan PKBL PT INKA, Cholik Mochamad, kepada detikFinance, Jakarta, Senin (29/5/2017).

Menurut Cholik, negara-negara tersebut memesan produk kereta yang berbeda-beda dari INKA. Tergantung kebutuhan masing-masing negara.

Jumlah pesanan juga tak hanya satu dua unit saja, tapi hingga ratusan unit. Contohnya Bangladesh yang tahun lalu memesan kereta penumpang INKA hingga lebih dari 200 unit.

Kereta Pesanan BangladeshGerbong kereta pesanan Bangladesh [istimewa]

Tahun ini, INKA juga kembali mengikuti tender di Bangladesh sebanyak 250 unit, dan telah memenangkan 50 unit. Selain Bangladesh, masih ada beberapa negara yang sudah memakai produk racikan INKA.

"Kalau untuk gerbong yang banyak dipesan itu sama Thailand, mereka kita kirim gerbong untuk pemecah batu, tahun lalu mereka pesan 200 gerbong. Filipina baru (pesan) lokomotif, Malaysia kereta pembangkit dan penumpang," terang Cholik.

Flat Car Pesanan AustraliaFlat Car pesanan Australia [Dok. PT INKA]

Selain kereta penumpang, INKA juga menerima pesanan kereta jenis Flat car atau yang biasa digunakan untuk mengangkut barang atau alat berat. Negara yang memesan flat car INKA adalah Singapura dan Australia.

"Singapura (type) well wagon 5 unit dan flat wagon 15 unit tahun 2011-2012. Australia itu Flat car 500 unit tahun 2004-2005," jelasnya.

INKA juga mulai membidik pasar Afrika, salah satunya Ethiopia. BUMN produsen kereta yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur itu, sudah mengirim tim menjajaki pasar Ethiopia.

Sebaliknya, pihak Ethiopia juga sudah menyambangi INKA membahas rencana kerja sama pengadaan kereta api.

"Delegasi kami sudah ke sana, dan delegasi mereka sudah ke sini untuk tindak lanjut yang lebih intens. Di Ethiopia sendiri sekarang masih penjajakan juga, kita masih coba tender, itu kira-ratusan," kata Cholik.

Menurut Cholik, perseroan melihat banyak peluang besar masuk ke pasar Afrika, khususnya Ethiopia. Pasalnya, pasar Afrika belum banyak dilirik pelaku industri kereta.

"Kami melihat pangsa pasar Afrika juga masih terbuka lebar, masih luas. Pemainnya pun masih beberapa. Chance INKA untuk menang masih terbuka lebar, daripada kami main tender di Eropa, atau Jepang. Itu yang bisa mengukur kemampuan kami," tutur Cholik.

Dia menambahkan, selain Ethiopia, saat ini INKA juga menjajaki pasar negara Afrika lainnya, yaitu Tanzania dan Senegal.

"Dalam waktu dekat kami menembak pasar ke Tanzania, Senegal," ujar Cholik.

 Incar Pasar Baru 
Flat Car Pesanan AustraliaFlat Car pesanan Australia [Dok. PT INKA]

Cholik mengatakan, INKA menyasar negara-negara berkembang karena melihat potensi yang besar di wilayah tersebut.

"Jadi memang arah kami ke sana, karena perusahaan-perusahaan kelas dunia tidak akan merambah ke pasar sana. Sehingga pasar ini, pasar yang masih terbuka lebar. Sehingga belum ada yang masuk, nah di situ kita masuki," ungkap Cholik.

Walau tak banyak pemain di kawasan Asia dan Afrika itu, bukan berarti INKA tak punya pesaing. Dua Negara yang jadi kompetitor INKA adalah China dan India.

Meski dibayang-bayangi kompetitor, INKA yakin produk kereta buatan Madiun tetap diminati pasar. Salah satunya karena INKA memiliki layanan purna jual hingga ke negara pemesan.

Contohnya di Bangladesh, INKA menempatkan personel layanan purna jual di negara tersebut. (hns/wdl)

   detik  

Kapal Latih KRI Bima Suci Dikirim Agustus

✬ Sedang proses Finishing https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggoEOiMJE3ON7fP_p9fy8qrgU4PDODTiYYDYiG4Xu2QCbd-uXVliIFu5YuXcBMD3NWDtGPqQHX2roVcd9d4h1TPz7ca3YgCKsfIb6A6g964rHJi1KrfHT7I8a2gLLBFk9EAf2yv8_4GEdW/s1600/IMG-20170529-dewaruci1.jpgPemasangan patung Bima Suci [defence.pk]

Indonesia tengah bersiap memiliki kapal layar latih baru. Kapal yang sudah diberinama Bima Suci dan dibuat di Spanyol ini ditargetkan akan dilepas untuk dikirim ke Indonesia pada pertengahan Agustus mendatang. Kapal yang dibuat Freire Shipyard, perusahaan produsen kapal ternama Spanyol yang berlokasi di kota Vigo ini sedang dalam proses finishing.

"Kami mendapat informasi pembuatan kapal sudah tinggal finishing. Setelelah selesai, targetnya Bima Suci ini akan berangkat dari Spanyol pada 15 Agustus dan sampai di Indonesia pada 5 Oktober 2017," kata Dubes RI untuk Spanyol, Yuli Mumpuni Widarso di Madrid, Jumat (20/5).

Bima Suci akan menggantikan KRI Dewa Ruci yang sudah terlalu tua karena sudah beroperasi sejak 1953. Target pengiriman dan tiba di Indonesia pada awal Oktober sepertinya akan berbarengan dengan momen peringatan HUT TNI.

Patung Bima Suci di ujung haluan kapal [defence.pk]

Kapal yang mulai dikerjakan Freire Shipyard pada 2014 ini disebut-sebut memiliki spek canggih. Rancangan teknis kapal layar tiang tinggi itu, memiliki panjang total 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas. Kapal kelas Bark (Barque, bahasa Inggris) tiga tiang itu akan memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut.

Bima Suci, yang sudah diresmikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ini mempunyai kecepatan maksimal 12 knot jika menggunakan daya dorong mesin. Sementara jika ditambah dengan menggunakan layar, menjadi 15 knot. Untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini dilengkapi dengan 5 dek, 7 kompartemen, dan 48 blok.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrDiFtfkGNzyHA6b7x_xCFylfSc8ybxyw13C8Y679GJxl14zs0yQ7PkdWAoIARMOG9xrDXW8niLKNjZLnVpYzxkNb3tbWlkc4Df8gAGLsQKib3WuovydDvEhs4yphQ6XcNKQZdpkwcvksI/s1600/IMG-20170528-WA0004.jpgKapal Latih KRI Bima Suci [defence.pk]

Keistimewaan kapal ini terletak pada instrumen navigasi pelayarannya yang lebih canggih. Instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi dan data digitalnya.

Dari segi kapasitas, kapal ini dapat menampung 120 taruna dengan 80 awak kapal. Jumlah layar keseluruhan ada 26 buah, lebih banyak dari KRI Dewa Ruci dengan 16 buah layar. Jika di KRI Dewaruci tidak terdapat ruang kelas, KRI Bimasuci menyediakan ruang kelas secara khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat 100 taruna.

  ⚓ Jurnas  

BPK Akan Audit Pembelian Alutsista Kemenhan

 Termasuk helikopter AW 101 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk4NM9UaALflixqHh8ZuSEPiIR5aDI3tjBtnBLSwVQYR53-jXFGOkhPQrCe75lM8C54gFZYK7tGc-_Igw1y2qsprculvsqdVHwrxbYhSXBdAKIEQazGF77_zewZ3tvwrS14vlFeWRmqdQx/s1600/Murky+AW101+Delivery+Perplexes+Indonesian+Defence+Officials+1.jpgAW 101 TNI AU [rich pittman]

P
anglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajukan permohonan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit proses pengadaan sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di Kementerian Pertahanan, salah satunya pembelian helikopter Agusta Westland 101.

Hal tersebut dibenarkan salah seorang Anggota BPK Agung Firman Sampurna.

Panglima minta audit investigatif (pengadaan sejumlah alutsista, salah satunya Agusta Westland 101),” ujar Agung di Gedung Pusdiklat BPK, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2017).

Permohonan audit investigatif tersebut sebenarnya sudah lama diajukan. Namun, saat itu BPK masih fokus menyelesaikan pemeriksaan keuangan kementerian/lembaga.

Saat itu, audit investigatif bukan prioritas. Namun kini, BPK sudah menyelesaikan pemeriksaan laporan keuangan kementerian/lembaga.

Oleh sebab itu, BPK akan memulai proses audit dengan membentuk tim.

Dalam waktu dekat tim akan kami susun untuk melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Ingat ya, tidak hanya Agusta Westland 101, tapi juga seluruh pengadaan alutsista yang berdasarkan ‘risk assesment’ kami dianggap berisiko tinggi di Kementerian Pertahanan,” ujar Agung.

Teman-teman tahu semua ya, sampai saat ini, Kemenhan, opininya itu masih Wajar Dengan Pengecualian (WDP),’ lanjut dia.

Setelah tim tersebut dibentuk, tim itu pula kemudian akan mempersiapkan rencana audit pengadaan alutsista.

Agung memperkirakan, tim baru akan mulai melakukan audit setelah Hari Raya Idul Fitri mendatang.

  ★ Kompas  

Kasus Pengadaan Heli AW 101

Ada Tersangka dari TNIHeli AW 101 [rich pittman]

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan sudah ada tersangka dari militer yang ditetapkan dalam penanganan kasus pengadaan helikopter AugustaWestland (AW)-101. Nantinya, penanganan tersangka dari militer itu akan ditangani oleh TNI.

"Sebetulnya tersangka dari TNI sudah dinaikkan," kata Ketua KPK Agus Rahardjo dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2017).

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo turut hadir dalam konferensi pers tersebut. Agus lalu mengatakan ada pula dari pihak swasta yang kemungkinan besar akan ditetapkan sebagai tersangka dalam waktu dekat.

"Kemudian dari swasta yang menangani KPK. Hari ini sudah dilakukan penyelidikan dan dalam waktu tidak terlalu lama akan dilakukan penyidikan," kata Agus.

Menurut Agus, penanganan kasus itu merupakan kerja sama antara KPK dengan TNI yang telah dilakukan dalam 3 bulan terakhir. Agus menyebut pengadaan helikopter AW 101 itu nilainya mencapai Rp 738 miliar.

Pengadaan helikopter jenis angkut penumpang tersebut menimbulkan kontroversi lantaran rencana pembeliannya ditolak Presiden Joko Widodo pada 2015. Awalnya helikopter tersebut ditujukan sebagai helikopter pengangkut very-very important person (VVIP), namun harganya dinilai terlalu mahal untuk kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tak stabil.

Namun, pada 2016, Marsekal (Purn) Agus Supriatna, yang masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara, kembali melakukan pengadaan helikopter AW-101 dengan perubahan fungsi, sebagai helikopter angkut pasukan dan SAR. (dhn/fdn)

 Panglima TNI Umumkan 3 Tersangka 
Panglima TNI Umumkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Heli AW 101Helikopter AW-101 [Pool/Widodo S. Jusuf]

Penyidik Polisi Militer (POM) TNI menetapkan tiga orang dari unsur TNI sebagai tersangka dugaan kasus korupsi pengadaan helikopter Agusta Westland (AW) 101. Ketiganya diduga melakukan penyimpangan saat menjadi tim pengadaan.

"Dari hasil pemeriksaan, penyidik POM TNI sudah memperoleh alat bukti yang cukup dan telah meningkatkan status dari penyelidikan ke penyidikan. POM TNI sementara telah menetapkan 3 tersangka militer," ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam jumpa pers di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2017).

Ketiga orang tersangka tersebut adalah Marsma TNI FA yang bertugas pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan barang dan jasa; kedua Letkol W, sebagai pejabat pemegang kas dan tersangka ketiga adalah Pelda S yang diduga menyalurkan dana-dana terkait pengadaan ke pihak-pihak tertentu.

Penyidikan ini menurut Gatot dimulai dari investigasi yang dilakukan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dengan surat perintah pada 29 Desember 2016. KSAU kemudian mengirim hasil investigasi pada 24 Februari 2017.

"Dari hasil investigasi sudah semakin jelas, tetapi ada pelaku-pelaku (lain) sebab korupsi kan konspirasi. Maka bermodal investigasi KSAU, saya bekerja sama dengan kepolisian, BPK khususnya dengan PPATK dan KPK," terang Gatot.

 Potensi Kerugian Negara Rp 220 Miliar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZJ6a8J-tzm0ICdhKzYHKvRaaBdqR0HS5JUzV3HAhgkxWkSkvek7k6d0xUs3mkw6BNWTa63iOrk-a5b-bT4jpjHYJYYMLRN0w9fTD9xqjTQDgCGXvKO600qUooeV0i3ImRU8QsmH11I-c/s1600/AW101+TNI+AU.jpgPenyidik Polisi Militer (POM) TNI menetapkan tiga orang tersangka terkait kasus pengadaan helikopter Agusta Westland (AW) 101. Akibat penyimpangan, potensi kerugian negara mencapai Rp 220 miliar.

"Dari hasil penyelidikan POM TNI bersama-sama KPK dan PPATK terhadap dugaan penyimpangan pengadaan helikopter AW 101 TNI AU, hasil sementara perhitungan ditemukan potensi kerugian negara diperkirakan Rp 220 miliar dengan basis perhitungan saat itu nilai tukar 1 USD Rp 13 ribu," ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam jumpa pers di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2017).

Dalam kasus ini POM TNI bersama KPK memeriksa sejumlah saksi yakni 6 orang dari pihak militer dan 7 orang sipil-militer. Selain itu disita juga uang dari rekening BRI penyedia barang.

"Barang bukti uang yang dapat diamankan atau disita dari pemblokiran rekening BRI atas nama Diratama Jaya Mandiri selaku penyedia barang sebesar Rp 139 miliar," sebutnya.

Ketiga orang tersangka tersebut adalah Marsma TNI FA yang bertugas pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan barang dan jasa: kedua Letkol W, sebagai pejabat pemegang kas dan tersangka ketiga adalah Pelda S yang diduga menyalurkan dana-dana terkait pengadaan ke pihak-pihak tertentu.

Penyidikan ini menurut Gatot dimulai dari investigasi yang dilakukan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dengan surat perintah pada 29 Desember 2016. KSAU kemudian mengirim hasil investigasi pada 24 Februari 2017. (fdn/fjp)

 4 Lokasi Digeledah Tim KPK-TNI 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmdJ4vXQAuJlKEq8mPyZ7QE_Nq1kcBEux4rAtHP-spS-2QJSciTkNG5zdeVIarDgCMtEOOfxU4YWnPQH2O4T7mehQHftEvsqL4vBsKkyJC4JMc-PTy_kYn62mFwsd_AyEXEo_roENple5q/s1600/0b435c9c-1fea-4e12-8a02-e20a2fb9a47f_169.jpgHeli AW 101 [Pool/Widodo S. Jusuf]

Pusat Polisi Militer (Puspom TNI) telah menetapkan 3 orang tersangka berkaitan dengan kasus dugaan korupsi pengadaan helikopter Agusta Westland (AW) 101. Berkaitan dengan hal itu, penggeledahan pun sudah dilakukan.

"Terus terang saya sampaikan 2 hari yang lalu, kita melakukan, yang melakukan penggeledahan teman-teman dari Pom TNI, kita mem-back up. Itu dilakukan penggeledahan di 4 lokasi antara lain kantor PT Diratama Jaya Mandiri di Sentul, kemudian di Bidakara ada rumah saksi, swasta di Bogor, kemudian rumah swasta di Sentul City," kata Ketua KPK Agus Rahardjo di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2017).

Menurut Agus, nantinya hasil penggeledahan itu bisa membantu KPK pula untuk mengembangkan penyelidikan yang saat ini dilakukan. Agus mengatakan berkaitan kasus itu, Puspom TNI menangani tersangka dari pihak militer, dan KPK mengusut pihak swastanya.

"Jadi oleh karena itu, ini masih memerlukan pendalaman karena yang akan dirangkai untuk melanjutkan kasus ini," ucap Agus.

Di tempat yang sama, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya mengumumkan penetapan 3 orang tersangka dari unsur TNI terkait kasus itu. Gatot menyebut 3 orang itu diduga melakukan penyimpangan dalam pengadaan heli itu.

Ketiga orang tersangka tersebut adalah Marsma TNI FA yang bertugas pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan barang dan jasa; kedua Letkol W, sebagai pejabat pemegang kas dan tersangka ketiga adalah Pelda S yang diduga menyalurkan dana-dana terkait pengadaan ke pihak-pihak tertentu. (dhn/fjp)

 Puspom TNI Blokir Rekening Rp 136 Miliar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixLq4UJhQzsFRzUvduy0i0SO5IcJiV5akPRXBuaBRnMu3vS3_zdLn0mNrluE5o6wd1zSPOKncpynRLPnl6Z8xPY2tuat6aPlcpk0o1CmmGf1TmfLV-vJfkLYzmyGfDnkZryeg2_j1dHFc/s1600/16178998_1054385918003084_5044865642612186056_o.jpgHelikopter AW [Liam Daniels]

Penyidik Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI memblokir rekening berisi Rp 136 miliar berkaitan dengan kasus dugaan korupsi pengadaan helikopter AugustaWestland (AW)-101. Terlepas dari itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meyakini adanya transaksi uang tunai lainnya berkaitan dengan kasus itu.

"Kemudian saya yakin uang-uang tunai lainnya yang disita akan bertambah pasti, akan bertambah. Tapi yang sudah berhasil diamankan pemblokiran rekening adalah Rp 136 miliar," kata Gatot dalam jumpa pers di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2017).

Sejauh ini, Puspom TNI telah menetapkan 3 orang tersangka yaitu Marsma TNI FA yang bertugas pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan barang dan jasa; kedua Letkol W, sebagai pejabat pemegang kas dan tersangka ketiga adalah Pelda S yang diduga menyalurkan dana-dana terkait pengadaan ke pihak-pihak tertentu. Namun, Gatot menyebut kemungkinan adanya tersangka lain masih terbuka lebar.

"Dan perlu diketahui bahwa ini adalah hasil sementara, masih sangat sangat mungkin ada tersangka lain. Penyidik Pom TNI, KPK, PPATK masih terus melakukan upaya-upaya khususnya terkait dengan penanganan kasus pengadaan helikopter AW 101 tersebut," ujar dia.

Penyidikan ini menurut Gatot dimulai dari investigasi yang dilakukan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dengan surat perintah pada 29 Desember 2016. KSAU kemudian mengirim hasil investigasi pada 24 Februari 2017.

"Dari hasil investigasi sudah semakin jelas, tetapi ada pelaku-pelaku (lain) sebab korupsi kan konspirasi. Maka bermodal investigasi KSAU, saya bekerja sama dengan kepolisian, BPK khususnya dengan PPTAK dan KPK," terang Gatot.

Anggaran pengadaan heli itu merupakan anggaran tahun 2016 yaitu sebesar Rp 738 miliar. Gatot menyebut sampai saat ini diduga kasus itu menyebabkan kerugian keuangan negara hingga Rp 220 miliar.

Kasus tersebut diungkap berdasarkan kerja sama Puspom TNI dengan KPK. Untuk unsur militer akan ditangani Puspom TNI, sedangkan KPK nantinya akan mengusut dari sisi swastanya atau dari penyedia barang dan jasanya. (fai/dhn)

 Kronologi Terbongkarnya Kasus Heli AW 101 
Panglima TNI Beberkan Kronologi Terbongkarnya Kasus Heli AW 101Panglima TNI Umumkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Heli AW 101 di gedung KPK [Agung Pambudhy]

Penyidik Puspom TNI menetapkan tiga orang tersangka dari unsur militer dalam dugaan korupsi pengadaan helikopter Agusta Westland (AW) 101. Penyimpangan terbongkar setelah TNI melakukan penyelidikan internal dan menggandeng KPK.

"Presiden memerintahkan kejar terus panglima, kita sekarang sedang berusaha mengumpulkan tax amnesty, maka saya berjanji kepada presiden, saya akan membentuk tim investigasi," ujar Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam jumpa pers di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (26/5/2017).

Berikut perjalanan pengungkapan kasus heli angkut AW 101 untuk TNI AU yang dipaparkan Panglima TNI:

- 3 Desember 2015

Dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo menurut Gatot meminta agar pembelian Heli AW 101 ditunda karena kondisi perekonomian Indonesia.

"Presiden menyatakan kondisi ekonomi saat ini belum benar-benar normal maka pembelian helikopter AW belum dapat dilakukan, tetapi apabila kondisi ekonomi seperti saat ini sudah lebih baik lagi, maka bisa beli," ujar Gatot.

- 23 Februari 2016

Presiden Jokowi dalam beberapa kali rapat terbatas termasuk tangal 23 Februari 2016 memberkan arahan meminta agar seluruh kementerian dan lembaga menggunakan produk dalam negeri.

- 12 April 2016

Seskab mengirimkan surat ke Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) mengenai perkiraan realisasi pengadaan alutsista tahun 2015-2019. Salah satu pokok isinya mengenai rencana pengaadaan alutsista TNI AU buatan luar negeri.

"Pengadan alutsista TNI sebagai bagian peralatan pertahanan dan keamanan harus memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, khususnya UU 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan, pengadaan Alpalhankam (alat peralatan pertahanan dan keamanan) produk luar negeri hanya dapat dilakukan apabila belum dapat diproduksi industri dalam negeri," terang Gatot.

- 29 Juli 2016

Pada tanggal ini menurut Gatot, perjanjian antara TNI Mabes AU dengan PT Diratama Jaya Mandir tentang pengadaan helikopter angkut AW 101 diteken.

- 14 September 2016

Gatot kemudian menyurati KSAU untuk melakukan pembatalan pembelian heli angkut AW 101.

- 29 Desember 2016

Panglima TNI membuat surat perintah tentang tim investigasi pengadaan pembelian Heli AW 101. Proses investigasi awal diserahkan ke KSAU pada bulan Januari 2017.

- 24 Februari 2017

KSAU mengirimkan hasil investigasi. Dari hasil ini, Panglima TNI memutuskan bekerja sama dengan Polri, BPK, PPATK dan KPK.

Dalam kasus ini POM TNI bersama KPK memeriksa sejumlah saksi yakni 6 orang dari pihak militer dan 7 orang sipil-militer. Selain itu disita juga uang dari rekening BRI penyedia barang.

Kemudian ditetapkan tiga orang tersangka yakni Marsma TNI FA yang bertugas pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan barang dan jasa: kedua Letkol W, sebagai pejabat pemegang kas dan tersangka ketiga adalah Pelda S yang diduga menyalurkan dana-dana terkait pengadaan ke pihak-pihak tertentu.

Sedangkan dari penghitungan sementara, ditemukan potensi kerugian negara sekitar Rp 220 miliar.

"Dari hasil penyelidikan POM TNI bersama-sama KPK dan PPATK terhadap dugaan penyimpangan pengadaan helikopter AW 101 TNI AU," sebut Gatot. (fdn/fjp)

   detik  

Tim Penembak TNI AD Mendarat di Cengkareng

 Juara Umum di Australia 
https://images.detik.com/community/media/visual/2016/05/23/27274c1a-3c0b-43b6-8791-bd125c8cff18.jpg?w=1280[Dok. Kostrad]

P
enembak TNI AD kembali menjadi juara umum pada Lomba Tembak Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) 2016. Kontingen TNI AD yang dipimpin Mayor Inf Syafruddin itu kini telah tiba di Indonesia.

Rombongan yang terdiri dari 19 orang itu tiba di Terminal 1B VIP Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (23/5/2016). Perlombaan tersebut berlangsung selama 16 hari dari tanggal 3 Mei 2016 hingga 19 Mei 2016 di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia.

TNI AD keluar sebagai Juara Umum AASAM tahun 2016 setelah meraih 23 medali emas dari 50 medali emas di berbagai materi lomba tembak, baik beregu maupun perorangan yang diperebutkan. Sebagai runner up adalah kontingen dari Angkatan Darat Tiongkok dengan perolehan 9 emas disusul peringkat ketiga yaitu kontingen dari Angkatan Darat Jepang yang memperoleh 4 medali emas.

Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI Sudirman menyambut kedatangan kontingen tersebut. Dia atas nama dan TNI AD dan KSAD Jenderal Mulyono menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas prestasi yang diraih.

"Anda telah meraih prestasi yang membanggakan karena dari 50 medali emas yang dipertandingkan, anda mendapatkan 23 medali emas dengan mengalahkan negara-negara kuat. Yang lebih membanggakan lagi petembak TNI AD berhasil berjaya dengan menggunakan pistol dan senapan buatan PT Pindad, salah satu industri strategis dalam negeri kebanggaan anak bangsa Indonesia," kata Sudirman.

Hadir pula di lokasi penyambutan istri dari para petembak TNI AD tersebut. Selain itu perwakilan dari PT Pindad juga tampak di lokasi.

Pada ajang menembak Angkatan Darat tingkat dunia yang diikuti oleh 20 negara, TNI AD berhasil mengalahkan beberapa negara yang dikenal memiliki kekuatan Angkatan Darat yang cukup kuat seperti Amerika Serikat, Prancis, United Kingdom dan tuan rumah, Australia.

Kontingen TNI AD yang dipimpin oleh Mayor Inf Syafruddin (Akmil 2000) yang sehari-hari menjabat Kasiops Sops Divisi 1 Kostrad berhasil meraih 23 medali emas dari 50 medali emas di berbagai materi lomba tembak, baik beregu maupun perorangan yang diperebutkan. Sebagai runner up adalah kontingen dari Angkatan Darat Tiongkok dengan perolehan 9 emas disusul peringkat ketiga yaitu kontingen dari Angkatan Darat Jepang yang memperoleh 4 medali emas. (dhn/nrl)

  ★ detik  

Produk Pindad Kembali Kibarkan Nama Indonesia

Di Ajang Internasional AASAM 2017Tim penembak TNI AD [Fb AASAM 2017]

Lagi-lagi produk PT Pindad kembali dipakai TNI AD dalam ajang AASAM 2017 di Australia. Hingga pelaksanaannya kini, sedikitnya sudah 28 medali emas yang ditorehkan oleh TNI AD.

Menurut Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose, TNI AD menggunakan senjata buatan Pindad SS2V1 yang memiliki jangkauan efektif 500 meter dengan heavy barrel 5,56 mm dalam kompetisi tersebut. Tak hanya itu, keberhasilan TNI AD dalam ajang itu pun disokong oleh produk Pindad lainnya seperti Pistol G2 Elite yang memiliki jarak tembak efektif 25 meter dengan amunisi berkaliber 9 mm.

"Senjata SS2 ini merupakan produk varian Pindad yang diunggulkan. Kami bangga, produk buatan kami bisa menyokong TNI AD dalam memenangkan banyak medali emas dalam kompetisi bergengsi tersebut," ujarnya saat dihubungi SINDO, Sabtu (27/5/2017).

Semakin banyaknya produk Pindad diunggulkan oleh TNI AD, kata Abraham, sangat berpengaruh besar terhadap pemesanan produk Pindad tersendiri. Hal ini terbukti, sejak diluncurkannya senjata seri SS2 ini pihaknya telah mengirim sedikitnya 75.000 pucuk senjata setiap tahun pada TNI AD.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjixPNSF2PtUmkQ3WS3RHpC5x4HU-M25OJZa9oAAiAHvsqWLN9zRT6BgkvTnJkeI56uCLFDNuhh5KcxmziWHUorWL4Y7sl5SNET6pJoRLSIPj85rbfaGpyGGXPAqbNEkqgSUQ34odv83kTD/s1600/aasam1.jpgPasaran produk Pindad pun tak hanya berjaya di negeri sendiri. Negara tetangga seperti Philipina, Myanmar hingga beberapa negara di Timur Tengah sudah melirik dan bahkan memesan produk Pindad, khususnya amunisi. Meski diakui Abraham kapasitas pabrik Pindad belum mumpuni untuk memenuhi semua pesanan, akan tetapi pihaknya terus melakukan yang terbaik.

"Kapasitas pabrik kami sejauh ini baru 120 juta butir amunisi per tahun. Namun, saat ini kami sedang investasi mesin baru di Turen, Malang, yang mudah-mudahan bisa membuat kapasitas produksi amunisi kami naik menjadi 300 juta butir per tahunnya," jelas Abraham.

Dengan semakin diakuinya produk Pindad, hal ini berkat inovasi yang terus dilakukan. Abraham menambahkan, pihaknya menargetkan setiap tahun ada dua produk inovatif yang dihasilkan. Sejak 2016 hingga 2017, sedikitnya sudah ada tujuh produk inovatif yang dibuat Pindad. Bahkan ketujuh produk tersebut tengah diuji oleh Litbang TNI AD.

https://lancercell.files.wordpress.com/2017/05/aasam-2017-9-kostrad.jpg?w=672&h=372&crop=1Salah satu produk teranyar Pindad yang mencolok perhatian dunia yakni dengan dirilisnya Medium Tank buatan Pindad hasil kolaborasi dengan Turki. Hal ini cukup membanggakan, mengingat produk ini adalah produk pertama yang selesai, dari program nasional yang ditargetkan pemerintah pusat.

"Produk ini sudah dipamerkan di Turki. Kita buat dua prototipe, satu prototipe dipamerkan di Turki dan satu lagi akan kita launching pada 5 Oktober 2017 mendatang, bertepatan dengan HUT TNI AD. Kita patut berbangga, karena Medium Tank buatan Pindad ini merupakan medium tank pertama di dunia khususnya di kelas Medium Tank," tandasnya. (kri)

  Sindonews